Tanah merah basah

Tidak ada yang pernah menuntutmu untuk melakukan apapun di dunia ini. Termasuk aku yang menaruh dan menenggak beberapa tablet ke dalam mulutku, malam ini. 

Ketidak berdayaan ini lah yang mendorong dan memotivasiku untuk melakukan hal-hal yang identik dengan kepesimisan.

Salah kah aku merasakan hal ini? Perasaan yang dianggap menjijikan, menggelikan, dan bahkan terhina untuk sebagian orang.

“Ada apa disana?” Ku tanya pada kepalaku yang ramai tiada henti. Beberapa suara dapat ku dengar, seperti “ Sudah tidak ada gunanya itu”, “Kau fikir siapa peduli?”, “Anomali ada di dalam dirimu”.

Andai aku bisa memilih, akan ku pilih untuk mengalir bersama tanah merah yang basah.

Share:

0 komentar