Tidak ada yang pernah menuntutmu untuk melakukan apapun di dunia ini. Termasuk aku yang menaruh dan menenggak beberapa tablet ke dalam mulutku, malam ini.
Ketidak berdayaan ini lah yang mendorong dan memotivasiku untuk melakukan hal-hal yang identik dengan kepesimisan.
Salah kah aku merasakan hal ini? Perasaan yang dianggap menjijikan, menggelikan, dan bahkan terhina untuk sebagian orang.
“Ada apa disana?” Ku tanya pada kepalaku yang ramai tiada henti. Beberapa suara dapat ku dengar, seperti “ Sudah tidak ada gunanya itu”, “Kau fikir siapa peduli?”, “Anomali ada di dalam dirimu”.
Andai aku bisa memilih, akan ku pilih untuk mengalir bersama tanah merah yang basah.
Orang bilang hubungan jarak jauh itu perkara "jauh di mata namun dekat di hati"
Tetapi yang kurasa tidaklah semudah peribahasa tersebut
Karena yang aku tau, obat rindu paling mujarab adalah sebuah pelukan hangat
Ketika tubuhku bisa mendekap hangat tubuhnya
Tidak ada yang bisa menggantikan aroma tubuhnya yang begitu khas
Tidak ada yang bisa menggantikan senyumannya yang sedemikian manisnya
Dan tidak ada yang bisa menggantikan tempatmu dihatiku
Hai kamu yang disana, aku rindu.
Sial, aku telah diperkosa oleh norma
Yang digadang-gadang sebagai keagungan
Tapi Yin dan Yang tidak merasa tersebut
Maka, norma siapa yang telah memperkosaku?
Bajingan!
Kini, aku telah ingkah dari masa kanak-kanak
Aku harus berdiri di atas kakiku sendiri
Tapi, bagaimana bisa?
17 tahun sudah, aku selalu berjalan dalam tuntunan kalian
Bahkan sekarang aku harus berlari, tanpa kalian
Tapi, bagaimana bisa?
Dunia ini terlalu mencabarkan hati
Tolong, tuntunlah aku kembali
Ajari aku lagi bagaimana caranya berlari, berjalan, hingga merangkak
Tak perlu jauh ke tempat lain
Aku hanya ingin pulang, ke rumah
Tolong aku, tuntun aku, kembali ke rumah
Kembali kerumahku, ke ranjang kalian
Sekarang semua nampak nyata
Ketika rumah tak lagi menjadi diriNya
Dan pulang tak lagi menjadi maknaNya